 |
Jenazah Ilham mahasiswa UII ditandu di kampung halamannya di Desa Pringgasela, Lombok Timur, NTB, Rabu (25/1/2017).
|
Jejakkaumkusam, - Kholis Bahrudin, Ketua Umum Aldakawanaseta, organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) mengaku sedih saat mengetahui ada 3 mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) yang meninggal setelah mengikuti pendidikan dasar organisasi pecinta alam kampus tersebut.
“Yang pertama saya selaku ketua mapala Udinus turut berduka cita kepada korban yang meninggal di UII Yogyakarta. Saat mendengar kabar tersebut saya sedih sekali. Semestinya hal tersebut tidak terjadi,” ujarnya.
Ia pun mengungkapkan bahwa tindakan kekerasan yang diduga terjadi di kegiatan pendidikan dasar mapala UII tidak semestinya dilakukan.
“Saya sendiri tidak tahu apakah benar terjadi tindakan kekerasan di acara tersebut. Tapi bila memang ada, seharusnya tidak semestinya dilakukan. Fokuslah menjadi pribadi yang mencintai alam, bukan mencintai kekerasan,” ujarnya.
Kholis pun menceritakan bahwa kegiatan Mapala Aldakawanaseta lebih terfokus kepada bagaimana mencintai alam dan bagaimana merawatnya agar tetap lestari.
“Jadi tidak ada kegiatan yang sifatnya fisik, kecuali ketika naik ke gunung, karena hal tersebut membutuhkan fisik yang prima. Kebanyakan kegiatan dari mapala Udinus itu sifatnya lebih ke diskusi bagaimana mencintai alam dan bagaimana merawat alam,” ungkapnya.
Ia pun berharap, kedepannya tidak ada lagi kejadian yang berakibat pada tercorengnya nama Mapala di Indonesia.
“Semoga kedepannya tidak ada kejadian seperti di UII Yogyakarta lagi. Seseorang yang telah berani mencintai alam, seyogyanya juga harus mampu mencintai manusia,” harapnya.
Sumber: Tribun